Program Transfer Kredit - MBKM
Kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan yang relevan di perguruan tinggi lainnya, dalam kegiatan akademik dalam bentuk pemerolehan angka kredit dan transmisi kredit dan kegiatan non-akademik berupa kegiatan ekstra-kurikuler, termasuk kegiatan pemahaman lintas budaya sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.


Peran strategi ini dilaksanakan oleh perguruan tinggi dengan sejumlah tantangan, baik yang berasal dari internal maupun lingkungan eksternal. Tantangan internal perguruan tinggi terutama berasal dari tata kelola perguruan tinggi yang belum dilakukan sesuai standar tata kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance). Pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia masih banyak yang dilakukan secara konvensional, tanpa didasarkan pada suatu strategi perencanaan yang bersinergi dengan kebutuhan pemangku kepentingan atau rencana strategi dan prioritas nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penerapan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang belum merata di semua perguruan tinggi di tanah air. Tantangan eksternal meliputi persoalan-persoalan berikut;
semakin kritisnya masyarakat terhadap perguruan tinggi
jumlah perguruan tinggi yang terus bertambah
biaya pendidikan tinggi yang semakin meningkat sedangkan proporsi jumlah keluarga yang mampu membayar penuh biaya kuliah di perguruan tinggi semakin menurun
Revolusi besar di bidang teknologi yang berdampak revolusioner terhadap sistem pengajaran dan bagaimana siswa belajar
sektor pencetak laba telah memasuki pasar pendidikan tinggi
sementara dukungan politik dan keuangan terhadap pendidikan tinggi semakin berkurang
Tentang Program
Kondisi demikian, justru harus dipimpin oleh perguruan tinggi pada saat bersamaan dengan terjadinya globalisasi, termasuk globalisasi di sektor pendidikan. Globalisasi merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari oleh negara manapun termasuk Indonesia. Di sisi lain, berbagai masalah yang berkaitan dengan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia antara lain terjadi karena disparitas kualitas pendidikan di antara perguruan tinggi masih sangat tajam, sementara pola pelatihan yang melibatkan perguruan tinggi yang kuat terhadap yang lebih lemah belum berjalan dengan baik. Namun pada dasarnya, setiap perguruan tinggi memiliki keunggulan komparatif yang diwujudkan dalam diferensiasi misi yang menjadi daya tarik kerja sama dan modal dasar untuk saling belajar sehingga semua perguruan tinggi menjadi entitas pembelajaran di tanah air nusantara. Dalam situasi penuh tantangan saat ini, diperlukan pola kerja sama antar perguruan tinggi di Indonesia yang dapat memperkuat daya saing dalam era globalisasi pendidikan tinggi di seluruh Indonesia. Kerja sama sesama perguruan tinggi maupun dengan lembaga lain sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Kerja sama pendidikan tersebut akan memberikan peluang bagi pendidikan tinggi nasional untuk meningkatkan mutual, memperluas akses, dan memperkuat jejaring antar perguran tinggi nasional. Kerja sama tersebut akan berdampak pada perluasan wawasan kebangsaan bagi sivitas akademika perguruan tinggi, meningkatkan sinergi antar perguruan tinggi, meningkatkan efisiensi sumber daya untuk pembelajaran dan penelitian, menumbuhkembangkan pusat keunggulan, meningkatkan standar saling antar perguruan tinggi nasional, membangun kapasitas bersama untuk meningkatkan daya saing bangsa, dan memperkuat peran perguruan tinggi sebagai perekat kebangsaan. Semua ini akan mendukung keberhasilan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk dapat memberikan kontribusi pada upaya mengatasi berbagai permasalahan di atas, dengan bantuan, kolaborasi, dan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, AZLAM bertekad untuk menyelenggarakan kegiatan Transfer Kredit, yaitu kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan yang relevan di perguruan tinggi lainnya,dalam kegiatan akademik dalam bentuk pemerolehan angka kredit dan pengalihan kredit dan kegiatan non-akademik berupa kegiatan ekstra-kurikuler, termasuk kegitan pemahaman lintas budaya sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Untuk awal pelaksanaan kegiatan tersebut maka perlu dibuat Pedoman Program Transfer Kredit ini